Jenis-jenis Stainless Steel

Mempelajari perbedaan karakteristik stainless steel

DWP

5/21/20232 min read

Stainless steel bukanlah baja biasa. Bisa dibilang secara singkat stainless steel adalah baja yang tahan karat. Itu definisi sederhana kami lho. Bukan defisi akademis yang dipakai dalam dunia industri ataupun pendidikan. Jika merujuk pada wikipedia, definisi stainless steel adalah keluarga besi baja paduan yang mengandung minimum sekitar 11% kromium, komposisi yang mencegah besi dari karat, serta memberikan sifat tahan panas.

Ada beberapa kategori stainless steel yang perlu Anda ketahui. Tidak harus detail, yang penting umum saja. Minimal tahu mana jenis stainless steel yang berkualitas lebih dibandingkan yang lain. Hal tersebut akan sangat berguna saat Anda mengerjakan proyek pembuatan produk, beberapa kategorinya adalah:

Austenitic

Jenis stainless steel ini terdiri dari bahan utama 16% kromium, 7% nikel, dan nitrogen. Tingkat ketahanan jenis ini akan korosi lebih baik dari jenis ferritik. Ada dua kategori dari jenis austenitic ini, yaitu seri 300 dan 200. Mana yang lebih baik diantara keduanya? Seri 300 lebih baik, tentu harga lebih mahal dari seri 200.

Ferritic

Penyusun jenis ferritic ini adalah kromium (10,5%-29%), molibdenum, aluminium, titanium, dan sedikit nikel. Jenis ini tidak setahan austenic dari korosi, namun masih lebih baik dibanding martensitic. Seri 400 termasuk kategori ini, yaitu 405, 409, 430, 434, 439, 444 dan 446.

Martensitic

Penasaran dengan komposisi jenis ini? Martensitic memiliki kandungan 10,5%-18% kromium, 2% nikel, dan karbon dengan jumlah yang besar. Kandungan lain dari martensitic yaitu: molibdenum, niobium, silicon, tungsten, vanadium, dan lain-lain. Meski kurang tahan terhadap korosi, jenis stainless steel ini dikenal kuat dan keras. Tipe seri 403, 410, 414, 416,420, 431 dan 440 adalah sebagian dari seri 400 yang masuk jenis ini.

Duplex

Bisa dikatakan jenis duplex ini merupakan gabungan sifat baik dari austenitic dan ferritic. Punya kemampuan baik dari segi ketahanan akan korosi, namun juga kokoh. Bahan jenis ini sering dipakai untuk komponen industri petrokimia, kertas hingga komponen kapal. Jenis duplex pun masih ada 3 sub kategori lagi, yaitu lean duplex, standard duplex, dan super duplex dilihat dari ketahanan akan korosifnya.

Precipitation Hardening

Kombinasi optimal dari austenitic dan martenistic ada pada jenis ini. Yaitu memiliki kekuatan yang bagus dan tahan karat. Yang masuk dalam seri ini adalah AISI 17-4 PH atau biasa disebut AISI 360

Stainless Yang Umum Digunakan

SS 304

Jenis ini masuk dalam kategori food grade. Jika ada angka 18/8 atau 18/10 artinya ada 18 persen kromium dan 8 persen nikel. Karena tahan terhadap karat, tak heran jika jenis 304 ini banyak dipakai untuk industri restoran, hotel, hingga rumah sakit. Untuk detail fungsi kromium dan nickel dalam baja sahabat bisa pelajari lebih lanjut sendiri ya.

SS 316

Tipe ini punya kandungan kromium 16% dan nikel 10%. Selain itu ada tambahan bahan molibdenum (Mo) yang membuat bahan ini tahan terhadap korosi pitting atau korosi sumuran, yaitu korosi yang terlokalisasi dalam satu titik sehingga membentuk seperti rongga atau lubang pada material. Seri 316 banyak dipakai untuk komponen mesin, keran, pompa dan alat industri lainnya. Termasuk yang bersentuhan dengan air laut.

SS 430

Jika pernah mendengar monel, seri 400 inilah yang dimaksud. Kromium yang terdapat pada seri ini 18 % namun nikelnya sanga kecil yaitu 0.75%. Sehingga bisa dikatakan komposisinya 18/0. Karena nickel sedikit, ketahanan korosi juga kurang baik.

SS 201

Harga seri ini lebih murah dibanding dari seri 304. Anda jangan sampai terkecoh ya. Ketahanan seri ini dari korosi kurang dibanding seri 304 dan jika berhadapan dengan suhu tinggi secara terus-menerus stainless seri 201 lebih rentan terhadap cracking. Maka pastikan dulu ke jasa manufaktur yang akan anda pesan apakah memakai seri 201 atau 304.